Rabu, 27 Januari 2016

MA’RIFATULLAH DAN MAHABBATULLAH

Ma’rifat berarti mengenal, jadi ma’rifatullah berarti mengenal Allah. Allah adalah dzat yang menciptakan alam semesta dan memeliharanya, penguasa manusia, sesembahan manusia. Dia adalah sumber dari segala yang ada, baik yang nyata maupun yang gaib. Dialah yang menciptakan, menumbuhkan, menyempurnakan bahkan Dia pula yang mematikan dan menghancurkan. Ada beberapa jalan untuk mengenal Allah, antara lain :

1.      Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah yaitu tanda-tanda tentang kekuasaan Allah yang ada di alam, yang terdiri dari alamiyah (fenomena alam) dan ijtimaiyah (fenomena sosial). Ayat tentang fenomena alam, misal dalam QS. At-Tur ayat 35, yang artinya “Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?.” Hal ini mengemukakan bahwa semua yang ada di dunia pasti ada yang menciptakan, Sang Maha Pencipta yaitu Allah. Dalam QS. An-Nur ayat 45, yang artinya “Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Dengan melihat hal-hal yang ada didunia membuat kita menjadi mengenal Allah, betapa besar kekuasaan Allah, menciptakan Alam semesta dan mengaturnya.

2.      Ayat Qauliyah
Ayat Qauliyah yaitu tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat di dalam Al Qur’an. Didalam kitab Allah terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, misal dalam Asma’ul Husna, bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Pemberi Rizqi, Maha Melihat, Maha Mendengar dan sifat-sifat Allah lainnya.
Cara kita agar senantiasa ingat kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1.      Senantiasa berdzikir. Berdzikir disini dapat diucapkan maupun dalam hati.

2.      Melihat segala hal yang ada dibumi ini sebagai bentuk kebesaran dan kekuasaan Allah. Allah menciptakan bumi dengan porsi yang seimbang, menciptakan makhluk-makhluk-makhluknya.

3.      Kita selalu merasa dilihat oleh Allah. Jadi, kita mampu mengontrol hal-hal apa saja yng harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan, karena kita merasa selalu diawasi oleh malaikat-malaikat Allah.

4.      Ketika melakukan sesuatu, senantiasa diawali dengan basmallah. Agar yang kita lakukan mendapat keberkahan dari Allah.

5.      Kita menyembah kepada Allah, mengadukan permasalahan dan bermunajad hanya kepada Allah.
Orang yang mengenal Allah, pasti akan tahu tujuan hidupnya. Apa yang dia lakukan dipikirkan terlebih dahulu. Ia melakukan sesuatu sesuai dengan perintah Allah dan menjahui semua hal yang dilarang Allah. Dia akan berbuat sesuatu yang bermanfaat, yang dapat memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia yakin akan keberadaan Allah, sehingga dia menyadari betapa besarnya kekuasaan Allah, semua yang ada karena Allah, sehingga semua juga akan kembali kepada Allah. Makanya, selama di dunia dia senantiasa menyembah, bermunajat dan mengadukan permasalah kepada Allah dengan dibarengi usaha.

Ketika seseorang mengenal Allah, maka akan muncul mahabbatullah. Apa itu mahabbatullah? Mahabbah artinya cinta, sehingga mahabbatullah berarti cinta kepada Allah.Mahabbatullah adalah rasa cinta dari seorang hamba kepada Allah dan mewujudkannya dalam bentuk ketaatan kepada Allah. Menjalankan ajaran agama yang telah disyari’atkan-Nya.

Manusia ada, tidak dengan sendirinya muncul, tetapi diciptakan oleh Allah. Maka, sebagai makhluk Allah, kita harus memiliki rasa cinta kepada Allah dengan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan syari,at, menjalankan perintah Allah dan menjahui larangan-Nya. Selain itu, orang yang cinta kepada Allah, akan bergetar hatinya ketika disebut nama-Nya dan bertambah imannya. 

Al Qur’an surat at Taubah ayat 24 : “Katakanlah: Jika bapak-bapak , anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.  Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Sarmadi, Sunedi. 2012. Akhlak dalam Islam. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Al Kharraz, Abu Sa’id. 2003. Jalan Cinta Menuju Allah. Yogyakarta : Pustaka Sufi
Bahjat, Ahmad. 1998. Mengenal Allah : Risalah Baru Tentang Tauhid. Bandung : Pustaka Hidayah

Penulis : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 3, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar