“Janganlah kalian menyakiti kaum Muslim, janganlah
menjelekkan mereka, janganlah mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang suka
mencari-cari aurat saudara sesama Muslim, Allah akan mencari-cari auratnya.
Dan, siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan
membongkarnya walaupun ia berada ditengah tempat tinggalnya. “ (dari Abdullah
bin Umar)
Aib merupakan hal yang diasosiasikan buruk, tidak
terpuji, dan negatif. Sesuatu hal yang tidak boleh jika orang lain sampai
mengetahui, tidak terpublikasikan. Sesuatu yang disembunyikan dan disimpan.
Sebagai seorang Muslim, selayaknya kita menutupi aib
sesama Muslim. Rasulullah menegaskan bahwa menutup aib dan menjaga rahasia
termasuk keutamaan. Rasulullah menganjurkan umatnya untuk saling memelihara
rahasia dan menutup aib agar dapat hidup bermasyarakat yang tenang serta damai.
“Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan pembicaraan rahasia merekakecuali pembicaraan rahasia
dari orang yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat
kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa
berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak
Kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An Nisa : 114)
Rasulullah bersabda, “Tidaklah Allah menutup aib
seorang hamba didunia, melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup
aibnya.”

"Siapa
yang mengajak kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan siapa yang
mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa yang mengikutinya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikit pun. “ (HR Muslim)
Lebih baik kita introspeksi diri, membenahi kekurangan-kekurangan
dengan memperbanyak berbuat kebaikan serta meningkatkan kebaikan yang sudah
ada. Sebaiknya kita membicarakan kebaikan orang, agar kita dan yang
mendengarkan dapat belajar darinya, ikut melakukan kebaikan. Justru hal ini
dapat bermanfaat, kita mendapat pahala karena telah menyebarkan kebaikan, jika
kita mampu melakukan hal baik itu, kita juga mendapat pahala, dan bagi yang
dibicarakan juga mendapat pahala karena secara tidak langsung telah memberikan
pengajaran hal yang baik.
“Hisablah dirimu sebelum diri kamu sendiri dihisab dan
timbanglah amal perbuatanmu sebelum perbuatanmu ditimbang.” (Umar bin Khattab)
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat
maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah.” (HR. Bukhari dan
Muslim) wallau’alam.
“Senantiasa
tersenyum dan menebarkan kebaikan”
Buku pegangan wajib peserta PPK (Program Pendamping
Keagamaan) 2015 UIN Sunan Kalijaga Yogyakata.
Penulis : Ika
Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 4, Teknik Informatika, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar