Rabu, 19 April 2017

SHALAT DI AWAL WAKTU

Rasulullah SAW bersabda, “Seutama-utamanya amal adalah shalat pada awal waktunya.

Shalat tepat waktu berasal adri penafsiran para ulama tentang “ash shalatu ‘ala waqtiha” (shalat pada waktunya) sebagai salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT. didalam Al-Qur’an dan Hadist tidak menjelaskan “shalat pada waktunya” secara eksplisit, namun hal ini tidak menjadi pembenaran untuk menunda-nunda pelaksanaan shalat.

“Amalan yang paling dicintai Allah SWT adalah shalat pada waktunya, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah SWT.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad SAW menyebutkan “shalat pada waktunya” karena memang shalat wajib 5 waktu pada Islam telah ditentukan waktunya.

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa : 103)

Shalat diawal waktu menunjukkan keiman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Merasa cinta kepada Allah dan rindu ingin bertemu dengan Dia. Menjadikan shalat sebagai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan Allah. Untuk bersyukur, memohon perlindungan, pertolongan, bertaubat, serta komunikasi lainnya. Oleh karena menganggap sebagai kebutuhan, maka kita harus menyegerakan shalat, shalat diawal waktu. Sekaligus sebagai bukti kecintaan dan kerinduan kepada Allah SWT.

Selain itu, dengan menyegerakan shalat di awal waktu, seorang mukmin berarti menunjukkan ingin segera diampuni dosa-dosanya.

“Sesungguh shalat lima waktu itu menghilangkan dosa-dosa sebagaimana air menghilangkan kotoran.” (HR. Muslim)

Nah, lalu bagaimana dengan shalat kita selama ini? Apakah di awal waktu, di pertengahan wahtu atau bahkan ketika waktu shalat akan segera habis. Jika sudah berada dilevel “awal waktu”, pertahankanlah. Jika masih “dipertengahan”, coba rajinkan sedikit lagi agar bisa di awal waktu. Namun jika “di akhir waktu”, kita wajib introspeksi diri. Apa yang membuat kita sibuk? Urusan dunia? Urusan dunia jika diurusi terus tidak aka nada habisnya. Sedangkan kita tahu dunia itu hanya tempat persinggahan sementara, yang abadi adalah di akhirat. Lalu jika jelas-jelas seperti itu, mengapa kita menunda-nunda kewajiban yang nanti pahalanya akan kita bawa dan di pertanggungjawabkan untuk mendapat balasan dialam akhirat?

Jika ada teman yang memanggil untuk pergi main, kita langsung beranjak, mengapa mendapat pangilan dari Sang Maha Pencipta malah ditunda-tunda? Hal yang sebaiknya kita lakukan adalah lebih mendekatkan diri kepada Allah, membutuhkan Allah dan Allah segalanya. Dengan begitu kita akan selalu memprioritaskan Allah dalam keadaan apapun. Sesibuk apapun, jika sudah masuk waktu shalat, sebaiklah langsung bergegas mengambil air wudhu dan shalat.

Keutamaan terbesar jika shalat diawal waktu adalah masuk surga. Salah satu hal rahasia penting shalat diawal waktu adalah keteraturan hidup dengan tolak ukur agama dan tidak lalai kepada Allah SWT. Karena sesibuk apapun urusan dunia, kita harus tetap mendahulukan Allah. Shalat tepat waktu merupakan cerminan dari kesuksesan rohani seorang muslim, selain itu shalat diawal waktu juga merupakan penggugur dosa-dosa yang telah dilakukan bagaikan gugurnya daun kering dari ranting pohonnya. Shalat juga menjadi solusi atas berbagai permasalahan sekaligus pengundang datangnya rizqi dan kehidupan yang penuh berkah.

Diriwayatkan oleh Abu Daud adari Abu Qatadah bin Rib’iy mengabarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mewajibkan umatku shalat lima waktu dan aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktuny pasti Aku akan memasukkannya kedalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan.’ ”

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya awal waktu itu adalah sebuah keutamaan, oleh karena itu laksanakanlah secepatnya pekerjaan baikmu selagi kamu mampu.” (Imam Bagir)

”Sesungguhnya keutamaan yang ada di awal waktu dibandingkan akhirnya lebih baik bagi seorang mukmin dari anak-ananya dan hartanya.” (Imam Shodiq)

“Keutamaan awal waktu atas akhirnya sebagaimana keutamaan akhirat terhadap dunia.” (Imam Shodiq)

“Seorang yang mengaku dirinya haq(Syiah) dapat diketahui dengan tiga perkara, tiga perkara itu adalah (1)dengan pertolongannya, siapkah mereka, (2)dengan shalatnya, bagaimana dan kapan ia melaksanakannya, (3)jika ia memiliki kekayaan, ia akan teliti dimana dan kapan akan ia keluarkan.” (Imam Shodiq)



“Shalat-shalat wajib yang dilaksanakan pada awal waktu dan syarat-syaratnya dijaga, hal ini lebih wangi dari bunga melati yang baru dipetik dari tangkainya, dari sisi kesucian, keharuman, dan kesegaran. Dengan demikian maka berbahagialah bagi kalian yang melaksanakan perintah shalat diawal waktu.” (Imam Musa bin Jakfar) wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Syarief, Nashruddin. 2007. Meraih Fadhillah Ibadah Sunnah Bersama Rasulullah SAW. Jakarta :ALIFBATA
www.duniaislam.org

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 6, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar