Selasa, 02 Februari 2016

INGIN DICINTAI, NAMUN DIBENCI



Semua orang pasti ingin dicintai, oleh keluarga, teman-teman, terutama oleh Allah. Melakukan hal-hal yang dapat membuat orang lain bahagia, misal memberikan hadiah dan perhatian. Melakukan ibadah agar selalu dekat dengan Allah, berharap Allah mencintainya. Melaksanakan shalat dan dzikir dalam waktu yang lama, bersedekah, dan hal-hal semacamnya.

Namun, jika seseorang melakukan amalan hanya untuk mendapat pujian dari manusia, maka dia tidak akan mendapat pujian itu. Sebaliknya, orang-orang akan membencinya, karena menganggap mereka riya’ dalam beribadah.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya. “ (HR. Muslim)

Ketika seseorang melakukan sesuatu untuk mengharapkan imbalan, baik itu pujian maupun sanjungan dari orang lain, justru kita tidak akan mendapat apa-apa. Kita tidak mendapat pahala, karena apa yang kita lakukan tidak ikhlas karena Allah. Tidak mendapat pujian, justru akan dibicarakan orang lain, bahwa telah riya’.

Hal yang biasanya terjadi, misal melakukan sholat sunah agar dibilang sebagai orang alim, karena rajin ibadah sunahnya. Bersedekah, tetapi dia menyebarkan berita bahwa dia baru saja bersedekah, bahkan mengekspos ke media massa. Bersedekah dengan niat terselubung, agar memperoleh balasan. Itu namanya tidak ikhlas dan riya’. 

“Padahal, mereka tidaklah disuruh melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya dalam menjalankan ajaran yang lurus, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah: 5)

Namun, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah maupun orang lain akan mencintainya. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang iman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam:96)

Hadits Rasulullah mengatakan,”Barang siapa yang berpuasa dengan iman dan keikhlasan maka dosa-dosa (kecilnya) yang lalu akan diampuni Allah.”

Dalam sebuah hadits dinyatakan, “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : wahai Jibril, sesungguhnya aku mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit : sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya dibumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : wahai Jibril, sesungguhnya aku membenci fulan, maka bencilah ia. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit : sesungguhnya Allah membenci fulan, maka bencilah ia. Maka penduduk langit pun membencinya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya dibumi.” (HR. Bukhari Muslim)


Maka, dalam beribadah, melakukan amalan, lakukan dengan ikhlas karena Allah. Semata-mata agar yang dilakukan dapat diterima oleh Allah. Tidak mengharapkan balasan, menyertakan kepentingan pribadi dan kepentingan dunia. Karena apa yang kita lakukan, jika hanya mengharapkan pujian dari orang lain ataupun mendapat balasan didunia dan tidak dengan rasa ikhlas karena Allah, tidak akan mendapat pahala dan amalannya akan sia-sia. wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Soebachman, Adiba A . 2012 . Rahasia 5 Kekuatan Sapu Jagad . Yogyakarta : Syura Media Utama.

Penulis : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 3, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar