“Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS. Al Israa’ : 70)

Manusia adalah makhluk yang mukarram, yaitu makhluk
yang dimuliakan. Manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lain, karena manusia
mempunyai hati untuk merasakan, mempunyai akal untuk berfikir, mencari ilmu
pengetahuan, serta mempunyai raga yang dapat digunakan untuk beramal kepada
Allah.
Manusia adalah makhluk mukallah, yaitu makhluk yang
dibebankan tugas. Dibebankan untuk
beribadah, menyembah Allah serta sebagai khalifah di bumi. Apa yang dilakukan
manusia semata-mata untuk beribadah kepada Allah, melaksanakan perintah Allah,
melakukan amal sholeh.
Mujzi, yaitu makhluk yang mendapatkan balasan atas
amalannya. Setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah
pada hari akhir nanti. Apabila selama didunia selalu menjalankan perintah
Allah, menjauhi larangannya, melakukan amal sholeh maka Allah akan memberikan
balasan yang setimpal yaitu kebahagian di surga. Sebaliknya, jika selama
didunia hanya melakukan maksiat, tidak menghiraukan perintah Allah, maka jelaslah
manusia akan mendapat balasan siksaan dari Allah di hari akhir kelak.
“Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri.”
(QS. Al Qiyamah : 14)
“Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu
saja (tanpa pertanggungjawaban) ?” (QS. Al Qiyamah : 36)
Manusia terdiri atas unsur hati, akal dan jasad atau
raga.
Hati. Setiap manusia mempunyai hati, perasaan. Hati
mampu membentuk kemauan atau keputusan dari keyakinan, kehendak, kebebasan
untuk memilih. Hati yang tidak pernah salah untuk menentukan keputusan. Hati
yang secara jujur mengatakan bahwa dirinya membutuhkan Allah dan takut akan
murka serta siksa-Nya.
Akal. Manusia dapat berfikir secara rasional, berakal,
mampu membentuk pengetahuan. Berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan
sesuatu, memikirkan akibat yang akan ditimbulkan. Dengan akal, manusia mampu
belajar, mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Jasad atau raga. Manusia diciptakan oleh Allah dalam
keadaan yang paling baik dan paling sempurna. Dengan raga, manusia mampu
beramal, melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim dengan melakukan amal
sholeh, seperti mengerjakan sholat, bekerja yang halal untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan lainnya.
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan
melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”” (QS. At Taubah
: 105) wallau’alam.
“Senantiasa
tersenyum dan menebarkan kebaikan”
Zaini, Syahminan. 1984. Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an. Surabaya : Bina Ilmu.
Buku pegangan wajib peserta PPK (Program Pendamping
Keagamaan) 2014 UIN Sunan Kalijaga Yogyakata.
Penulis : Ika
Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 4, Teknik Informatika, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar