Minggu, 25 Desember 2016

AKHLAK KEPADA ORANG TUA


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduannya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh rasa sayang dan ucapkanlah,’Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’’’ (QS. Al-Isra’:23-24)
Perbuatan yang harus dilakukan seorang anak terhadap orang tua menurut Al-Qur’an antara lain :
ü  Berbakti kepada kedua orang tua.
ü  Mendoakan keduanya.

ü  Taat terhadap segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang mereka, sepanjang perintah dan larangan itu tidak bertentangan dengan ajaran agama.
ü  Menghormatinya, merendahkan diri kepadanya, berkata yang halus dan baik supaya mereka tidak tersinggung, tidak membentak dan tidak melebihi suaranya, tidak berjalan didepannya, tidak memanggil dengan nama, tetapi memanggil dengan ‘ayah’, ‘ibu’ serta nama lain yang pantas.
ü  Memberi penghidupan, pakaian, mengobati jika sakit, dan menyelamatkan dari sesuatu yang dapat membahayakan.
ü  Jika menyayangi orang tua, juga akan disayang oleh anak-anaknya.
Jika kedua orang tua telah meninggal, sebagai anak kita diperintahkan untuk berbakti kepada keduanya dengan cara sebagai berikut :
ü  Jika orang tua meninggalkan utang-piutang, segerakan untuk membayarnya.
ü  Jika meninggalkan wasiat, segera penuhi wasiatnya sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.
ü  Sambung hubungan baik dengan sanak family dan sahabat dekatnya.
ü  Mendoakan keduanya tentang kebaikan didunia dan di alam kubur.
ü  Menghormati dan memuliakan teman-teman keduanya.
ü  Menghajikan jika mampu. Jika tidak mampu, berikan sedekan atasnama orang tua untuk ketenangan di alam kubur.
Seorang muslim harus mengetahui hak kedua orangtuanya, melakukannya secara sempurna sebagai wujud dari ketaatan terhadap Allah dan terhadap petunjuk-Nya. Sesungguhnya, Allah telah mewajibkan umat manusia untuk bertindak sopan santun kepadanya.
ü  Menaati keduanya dalam segala perintah dan larangannya sepanjang perintah tersebut tidak bertentangan dengan agama.
ü  Berkata lembut dan dan mulia kepada kedua orang tua dengan menyayanginya, tidak berkata ‘ah’ atau ‘cis’.
ü  Berkata sopan dan merendahkan diri terhadap orang tua.
ü  Didahulukan panggilan ibu daripada ayah, karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui. Ayah yang emberikan nafkah dengan cucuran keringat dan air mata. Oleh karenanya kita wajib menyayangi dan memuliakan mereka.
wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”


Sarmadi, Sunedi. 2012. AKHLAK DALAM ISLAM. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 5, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI

Akhlak terhadap diri sendiri. Ya… kadang kita belajar banyak tentang akhlak terhadap orang lain dan lupa akan akhlak terhadap diri sendiri. Berakhlak terhadap orang lain dan melanggar akhlak pada diri sendiri. Ketika kita bisa berakhlak kepada diri sendiri, pastilah kita bisa berakhlak terhadap orang lain. berikut adalah akhlak terhadap diri sendiri :


1.    Berbuat, bersikap, dan bertindak baik terhadap diri sendiri serta meninggalkan segala sesuatu yang dapat merusak diri sendiri. “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan diri kamu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah : 195)
2.    Bersikap adil terhadap diri sendiri, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al Nahl :90)
3.    Menikah, apabila mampu baik dilihat dari segi materi maupun imateri, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sehayamu yang lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur : 32)
4.    Dilarang bunuh diri, “Barangsiapa sengaja menjatuhkan diri dari gunung lalu membunuh dirinya, maka dia din neraka jahanam. Dan barangsiapa meminum racun lalu membunuh dirinya, maka racun ditangannya itu akan diminumnya dineraka jahanam kekal selama-lamanya. Dan barangsiapa membunuh dengan besi, maka besi yang ada di tangannya itu akan dipukulkan dirinya di neraka jahanam kekal selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5.    Menjaga Harkat dan Martabat diri, “Dari Abu Al A’war. Said bin Zaid bin Umar bin Nufail r.a., salah seorang dari sepuluh orang yang mati syahid bagi mereka surge, berkata, ‘Saya telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid, barangsiapa yang terbunuh karena ia membela darahnya, maka ia mati syahid. Barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya, maka ia mati syahid. Dan barangsiapa yang terbunuh karena membela keluarganya, maka ia mati syahid.’’”(HR. Abu Dawud)
6.    Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengikuti hawa nafsu. Dalam hadist Rasulullah SAW. disebutkan, “Orang cerdik atau cerdas ialah orang yang bisa menguasai dirinya dan beramal untuk kepentingan atau kebahagiaan akhirat setelah ia meninggal, sedangkan orang yang rendah akalnya (bodoh) ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan hanya berangan-angan terhadap belas kasian terhadap Allah.” (HR. Turmudzi)
7.    Berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjebak oleh godaan dan tipuan setan. Firman Allah SWT., “Iblis menjawab, ‘Karena engkau menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).’” (QS. Al A’raf : 16-17)
8.    Berusaha semaksimal mungkin supaya dirinya tidak terjebak oleh kenikmatan-kenikmatan duniawi, “Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS Lukman : 33)
9.    Berbusana dengan menutup aurat bagi wanita, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59)
wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”


Sarmadi, Sunedi. 2012. AKHLAK DALAM ISLAM. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 5, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



Selasa, 15 November 2016

10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH



Dalil yang menunjukkan keutamaan 10 hari pertama bulan dzulhijjah adalah firman Allah Swt., “Dan demi malam yang sepuluh.”(QS. Al-Fajr[89]: 2) Mayoritas para pakar tafsir menyebutkan sepuluh hari yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulah Dzulhijjah.

Dalam hadits Ibnu ‘Abbas ra, “Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah Swt. melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi Saw. menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah , kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun.” (HR. Bukhari)

Imam Ahmad ra, meriwatkan dari Umar ra bahwa Nabi Saw. bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan didalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.”
 
Mengapa 10 hari pertama Dzulhijjah begitu istimewa sehingga dianjurkan berpuasa pada saat-saat itu? Pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas ra, bahwa Rasulullah Saw. bersabda :

“Hari 1 bulan Dzulhijjah adalah hari dimana Allah Swt. mengampuni dosa Nabi Adam as. Barang siapa berpuasa pada hari tersebut, Allah Swt. akan mengampuni segala dosanya.

Hari 2 bulan Dzulhijjah adalah hari dimana Allah Swt. mengabulkan do’a Nabi Yunus dengan mengeluarkannya dari perut ikan. Barang siapa berpuasa pada hari itu seolah-olah telah beribadah selama satu tahun penuh tanpa berbuat maksiat sekejab pun.

Hari 3 bulan Dzulhijjah adalah hari dimana Allah Swt. mengabulkan do’a nabi Zakaria. Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allah Swt.akan mengabulkan segala do’anya.

Hari 4 bulan Dzulhijjah adalah hari ketika Nabi Isa as. dilahirkan. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan terhindar dari kesengsaraan dan kemiskinan.

Hari 5 bulan Dzulhijjah adalah hari ketika Nabi Musa as. dilahirkan. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan bebas dari kemunafikan dan azab kubur.

Hari 6 bulan Dzulhijjah adalah hari ketika Allah Swt. membuka pintu kebajikan untuk Nabi-Nya. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan dipandang oleh Allah dengan penuh rahmat dan tidak akan diazab.

Hari 7 adalah hari ditutupnya pintu jahannam dan tidak akan dibuka sebelum hari kesepuluh lewat. Barang siapa berpuasa pada hari itu Allah Swt. akan akan menutup tiga puluh pintu kemelaratan dan kesukaran serta akan membuka tiga puluh pintu kesenangan dan kemudahan.

Hari 8 adalah hari Tarwiyah. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan memperoleh pahala yang tidak diketahui besarnya kecuali oleh Allah Swt.

Hari 9 adalah hari Arafah. Barang siapa berpuasa pada hari itu puasanya menjadi tebusan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Hari 10 adalah hari raya Idul Adha. Barang siapa menyembelih Qurban, maka pada tetesan pertama darah Qurban diampunkan dosa-dosanya dan dosa anak-anak serta istrinya.”

Selain itu, keistimewaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama seperti sholat, puasa, sedekah, dan haji. Tidak ada waktu lain yang seperti itu. wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”


Al-Qudsy, Muhaimin. 2011. Kunci Praktis Doa yang Terkabul. Yogyakarta: Javalitera

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 5, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



WAKTU-WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDO’A



“Jarak yang paling dekat anatara Tuhan dan hamba-Nya ialah pada sepertiga malam. Jika engkau bisa berdzikir kepada Allah pada waktu itu, lakukanlah.” (HR. At-Tirmidzi)

1.    Setelah Melaksanakan Sholat
Waktu yang utama untuk memanjatkan do’a adalah setelah sholat. Baik sholat fardhu maupun sholah sunnah, doa’a setelah menunaikannya akan memperlancar terkabulnya permohonan kita.

Rasulullah sangat menganjurkan berdo’a setelah sholat, “Barang siapa yang memiliki keperluan kepada Allah Swt, maka hendaknya dia berdo’a setiap kali selesai sholat fardhu.” (HR. Ibn Asakir dari Abu Musa)

Pada suatu saat Rasulullah Saw. ditanya, “Pada waktu apa doa (manusia) lebih di dengar (oleh Allah)?” Lalu Rasulullah Saw. menjawab, “Pada tengah malam dan pada akhir tiap sholat fardhu (sebelum salam).” (Mashabih Assunnah)

2.    Sepertiga Malam Terakhir
Waktu yang mulia untuk berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. adalah pada saat manusia yang lain tidur dan kita terbangun dengan ikhlas untuk  mendekat dan berdo’a kepada Allah.

Sabda Rasulullah Saw, “Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah ‘Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman:’Adakah orang yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosanya? Adakah orang yang mohon risqi kepada-Ku akan Kuberinya risqi? Adakah orang yang memohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?’ Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh).” (HR. Ahmad)

3.    Pada Waktu Sahur
Waktu menjelang subuh adalah waktu sahur ketika Allah Swt. memberikan kelapangan untuk hamba-hamba-Nya yang berdo’a untuk dikabulkan.

4.    Hari Arafah
Hari Arafah adalah ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Rasulullah Saw . bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqy)

5.    Malam Lailatul Qadar
Keutamaan mala mini adalah malam lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah Swt., “Malam Lailatil Qadr lebih baik dari 1000 bulan.” (QS. Al-Qadr[97]:3)

6.    Bulan Suci Ramadhan
Pada bulan ini semua muslim diwajibkan untuk melaksanakan puasa wajib Ramadhan. Segala kebaikan yang dilakukan pada bulan Ramadhan pahala akan dilipatgandakan oleh Allah Swt.

Rasulullah Saw. bersabda,”Tiga do’a yang tidak ditolak: do’a orang tua terhadap anaknya, do’a orang yang sedang puasa, dan do’a seorang musafir.” (HR. Baihaqi)

7.    10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Selain bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah adalah salah satu saat yang megah dalam kalender Islam.  Allah Swt. berfirman, “Dan demi malam yang sepuluh.”(QS. Al-Fajr[89]:2) Mayoritas para pakar tafsir menyebutkan sepuluh hari yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulah Dzulhijjah.

8.    Hari Jum’at dan Malamnya
Hari Jum’at merupakan hari yang mempunyai kelebihan daripada hari yang lain. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim sholat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan adalah diberikan kepadanya, beliau bersyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut.” (HR. Bukhari)

9.    Antara Adzan dan Iqamah
Rentang waktu antara adzan dan iqamah merupakan waktu yang digunakan oleh muslim untuk bertaqarub kepada Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda, “Do’a tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah.”(HR. Abu Dawud)

10. Pada Saat Turun Hujan
Ketika turun hujan, berarti Allah memberikan anugrah berupa air. Tanpa air, manusia tidak dapat hidup. Jadi, pada saat hujan, rahmat Allah sedang turun dan memberikan kehidupan kepada semua makhluk. Rasulullah Saw. bersabda, “Dua do’a yang tidak pernah ditolak, yaitu do’a pada waktu adzan dan do’a pada waktu hujan.” (HR. Hakim)
wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”


Al-Qudsy, Muhaimin. 2011. Kunci Praktis Doa yang Terkabul. Yogyakarta: Javalitera

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 5, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta