Senin, 31 Oktober 2016

STYLE EATING RASULULLAH



Ketika Rasulullah mendekati makanannya, beliau mengucap “Bismillahi”. Rasul memakan makanan yang ada didekatnya, tidak menjulurkan tangannya ke makanan yang berada jauh darinya. Baginda makan dengan menggunakan tiga jari, memulai makan dari tepi piring dan mengakhirkan bagian tengahnya.
Ketika kita lupa membaca “Bismillah” sebelum makan, maka segeralah berdoa:”Dengan menyebut nama Allah di awalnya dan akhirnya.”
Rasulullah berkata:”Demi Allah, tidak henti-hentinya setan makan bersamamu. Hingga engkau membaca basmalah, maka tidak tersisa sesuatu di dalam perut setan itu kecuali dimuntahkannya.”
Dari Umar bin Salamah telah berkata: “Suatu hari, aku makan bersama Rasulullah SAW, lalu aku mengambil daging yang berada disekitar piring. Melihat itu, Rasul berkata kepadaku, ‘Makanlah makanan yang berada di dekatmu’. ”
Rasulullah tidak pernah memilih makan dan makan apa yang dihidangkan untuknya. Baginda tidak pernah mencela makanan. Ketika beliau menginginkannya, maka beliau memakannya. Jika tidak, beliau akan membiarkannya.
Suatu ketika, Umar bin Abi Salamah sedang makn bersama Rasulullah. Waktu itu, ia merupakan seorang anak-anak. Maka Umar bergerak mengambil makanan ke beberapa sudut piring dan tidak berdiam di suatut empat. Maka Rasulullah berkat kepadanya, “Wahai anak kecil, bacalah Asma Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di dekatmu.”
Ketika selesai makan, dan piringnya telah diambil dari hadapannya, maka baginda berdo’a: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, dan penuh keberkahan di dalamnya. Segala puji bagi Dzat yang telah mencukupi kita, dan mengenyangkan kita, dengan tanpa balasan, dan ketergantungan darinya. Tuhan kami, Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang memberi makan, memberi minum, mencukupi, memberi dan menghidupi. Ya Allah, untuk-Mu segala puji atas segala yang telah Engkau beri.” wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Malik, Miftahul Asror. 2015. Kisah 24 Jam Kehidupan Rasulullah. Yogyakarta: Semesta Hikmah

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 5, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


MENYINGKIRKAN DURI



Dalam riwayat dari Imam Muslim, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang laki-laki yang melewati jalan menemukan rerantingan berduri yang berada ditengah jalan. Kemudian, laki-laki mengatakan, ‘Demi Allah, aku menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin, sehingga mereka tidak terganggu dengan duri tersebut, ‘ maka Allah pun memasukkannya ke surga.”

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits bahwa iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tingggi ialah “laa ilaha illallah” dan cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan di jalan. Maksud hadits ini adalah keimanan seseorang itu bertingkat sesuai ilmu dan amal yang ia perbuat. Jadi, jangan remehkan amalan yang ringan. Karena bisa saja yang terlihat remeh tetapi karena dilakukan dengan ikhlas, maka Allah akan membalasnya dengan surga.
 
Dari Aisyah Ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya, diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka, barang siapa yang bertakbir, bertahmid, beristighfar, menyingkirkan batu atau duri di jalan, dan amar ma’ruf nahi munkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendiaan. Dan, ia sedang berjalan pada hari itu, dan ia akan dibebaskan dari api neraka.” (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, wajib atasnya laknat mereka.”

Sebagai seorang muslim, hendaknya kita meningkatkan rasa kepedulian terhadap orang lain, walaupun terlihat hanya melakukan sesuatu yang ringan dan di anggap remeh. Meskipun hanya menyingkirkan ranting, batu maupun sesuatu yang dapat mengganggu perjalan lainnya. Bukan malah melakukan hal yang sebalikya, misal membuang sampah sembarangan di jalan, yang pasti mengganggu pengguna jalan. Menyingkirkan halangan di jalan jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah agar orang lain tidak terhalang dalam perjalanan, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Bahri, Syaiful. 2013. AMALAN-AMALAN RINGAN Berfadhilah sangat Dahsyat. Yogyakarta: DIVA Press

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 5, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta