Minggu, 01 Oktober 2017

MEMBACA SURAT AL IKHLAS

Surat Al ikhlas merupakan surat ke 112 dalam AL-Qur’an yang terdiri atas 4 ayat. Surat ini merupakan surat yang agung, karena didalamnya terdapat sifat-sifat Allah SWT. dalam beberapa hadits , dikatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda pahala sekali membaca surat al ikhlas sama dengan membaca sepertiga Al-Qur’an.
 
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca surat Al Ikhlas satu kali, seolah-olah ia membaca sepertiga Al-Qur’an. Barangsiapa membacanya dua kali, seolah-olah ia membaca dua pertiga Al-Qur’an. Barangsiapa membacanya tiga kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an seluruhnya. Dan, barangsiapa membacanya sepuluh kali, maka dibangunkan untuknya sebuah rumah dalam surge yang terbuat dari permata yakut yang berwarna merah.” (HR. Ahmad)


Surat Al Ikhlas memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya adalah :
1.    Jika dibaca tiga kali, pahalanya seperti membaca Al-Qur’an seluruhnya.

2.    Jika dibaca 10 kali, niscaya dibangunkan istana di surga.

Rasulullah bersabda, ”Siapa yang membaca surat Al Ikhlas 10 kali, maka Allah membangunkan sebuah istana di surga untuknya.” (HR. Muslim)

3.    Jika dibaca 50 kali, maka pada hari kiamat akan mendapat panggilan untuk masuk surga.
Rasulullah bersabda, ”Siapa yang membaca surat Al Ikhlas setiap hari 50 kali, maka pada hari kiamat ia akan dipanggil dari kuburnya ‘Bangkitlah, hai pemuji Allah dan masuklah surga!’ “ (HR. Thabrani)

4.    Jika dibaca 100 kali, maka diampunilah dosanya selama 50 tahun, tentu saja selain berbuat jahat, berzina dan minum-minuman keras.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al Ikhlas 100 kali, maka Allah mengampuni baginya kesalahan 50 tahun, selagi ia menjauhi 4 perkara; darah, harta, farji, dan minum-minuman.” (HR. Baihaqi dan Ibnu ‘Ardy)

5.    Jika dibaca 200 kali setiap hari, maka baginya 1500 kebaikan dan dihapus dosanya 50 tahun, kecuali hutang pada manusia.
Dari Anas bin Malik Ra. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al Ikhlas 200 kali setiap hari, Allah menulis baginya 1500 kebaikan dan menghapus dosanya 50 tahun, kecuali jika ada hutang baginya. Dan, barangsiapa menjelang tidurnya membaca surat Al Ikhlas 100 kali, maka di hari kiamat Allah akan memanggil kepadanya, ‘Wahai hamba-Ku, masuklah kedalam surga dari arah kananmu.’ ” (HR. Tirmidzi)

6.    Jika dibaca 7 kali sesudah shalat Jum’at bersama dengan surat Al Falaq dan An Naas, maka ia akan dijaga dari berbagai kejahatan sampai hari Jum’at berikutnya. Dari ‘Aisyah Ra. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa sesudah shalat Jum’at membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas sebanyak 7 kali, maka Allah menjaganya dari kejahatan hingga Jum’at yang lain.” wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Sa’du, Abdul Aziz. 2015. Jangan Remehkan Amalan-Amalan Ringan!. Yogyakarta : Sabil


Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 7, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

7.     


KEUTAMAAN LAA ILAAHA ILLALLAH


Rasulullah bersabda, “…Dan, sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan, demikian pula yang diucapkan para nabi sebelumku, adalah laa ilaaha illallah…”(HR.Trimidzi)
 
Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda :
“Bahwasanya Allah SWT mengharamkan api neraka menjilat orang yang berkata ‘la ilaaha illallah’ yang tujukan hanya kepada Allah semata.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan dari Abu Said al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Musa pernah berkata, ‘Wahai Tuhanku, ajari aku sesuatu yang dapat aku pakai untuk ingat dan berdo’a kepada-Mu.’ Kemudian Allah berfirman, ‘Wahai Musa, ucapkanlah Laa ilaaha illallah.’ Musa berkata lagi, ‘Semua hamba-Mu mengucapkan kalimat ini?’ Allah berfirman, ‘Wahai Musa, seandainya tujuh langit dan penghuninya selain Aku dan tujuh bumi diletakkan di salah satu sisi timbangan dan kalimat laa ilaaha illallah di sisi timbangan yang lainnya, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat dari itu semua.’ “ (HR. Hakim dan Ibnu Hibban)


Kalimat laa ilaaha illallah merupakan kalimat yang sederhana dan ringan, namun memiliki keistimewaan dan keutamaan luarbiasa. Dan berikut ini beberapa keutamaan kalimat laa ilaaha illallah antara lain :

1.    Kalimat laa ilaaha illallah menjadi harga surga.
Suatu ketika Rsulullah mendengar seorang muadzin mengucapkan, “Asyhadu alla ilaaha illallah”. Lalu, beliau berkata pada muadszin itu, “Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah kalimat laa ilaaha illallah, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Syekh Al Albani dalam Misykatul Mashabih).

2.    Kalimat laa ilaaha illallah merupakan kebaikan yang paling utama.
Abu Dzar Ra. Berkata, “Wahai Rasulullah, ajari aku amalan yang dapat mendekatkan aku pada surga dan menjauhkan aku dari neraka.” Rasulullah bersabda, “Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukan kebaikan. Karena dengan melakukan kebaikan itu, engkau akan mendapatkan sepuluh (kebaikan) yang sama.” Lalu Abu Dzar berkata lagi, “Wahai Rasulullah apakah laa ilaaha illallah merupakan kebaikan?” Rasulullah bersabda, “Kalimat itu (laa ilaaha illallah) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” (HR. Ahmad, dinilai hasan oleh Syekh Al Albani)

3.    Kalimat laa ilaaha illallah merupakan dzikir yang paling utama.
Sebagaimana terdapat pada hadits yang disandarkan kepada Rasulullah (hadits marfu’). “Dzikir yang paling utama adalah bacaan laa ilaaha illallah.” (HR. Ibnu Majah dan Nasa’i)

4. Kalimat laa ilaaha illallah merupakan kalimat yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak, dan merupakan pelindung dari gangguan setan.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengucapkan ’laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu)’ dalm sehari sebanyak 100 kali, maka baginya samadengan memerdekakan 10 budak, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan ia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5.    Kalimat laa ilaaha illallah adalah kunci 8 pintu surga.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengucapkan ‘Saya bersakssi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya kedalam surga dari delapan pintu surga mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Muslim)
wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Sa’du, Abdul Aziz. 2015. Jangan Remehkan Amalan-Amalan Ringan!. Yogyakarta : Sabil


Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 7, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Jumat, 12 Mei 2017

AMANAH YANG DISIA-SIAKAN

Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. Ketika berbicara amanah, tidak bisa dipisahkan dengan hubungan kepada sesama. Biasanya amanah diidentikkan dengan  hubungan antara pemimpin dan bawahannya, atau dalam kehidupan masyarakat adalah warganya. Apabila seseorang diberikan amanah oleh orang lain, maka hendaknya ini menjaga amanah dengan tanggung jawab dan tidak menyia-nyiakannya bahkan menyelewengkannya.

Namun ada juga orang yang dengan mudah menyia-nyiakan amanah yang telah diberikan kepadanya. Hal ini karena beberapa faktor, diantaranya ambisi yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat luas, ingin memperkaya diri serta minimnya pengetahuan orang yang bersangkutan. Padahal menyia-nyiakan amanah bisa sebagai tanda-tanda akhir zaman.

Jabir Ra. Berkata bahwa ketika Nabi SAW sedang berbicara dengan para sahabatt di suatu tempat, datang seorang Arab bangsa Badui. Kemudian dia berkata, “Kapan terjadi kiamat?” Rasulullah SAW meneruskan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah SAW mendengar apa yang ditanyakan, tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakan orang Badui tersebut.” Sementara, sebagian sahabat lain berkata,” Rasulullah SAW tidak mendengar.” Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan pembicaraannya, kemudian beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, “Saya, Wahai Rasulullah SAW.” Rasulullah SAW bersabda, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Kemudian Badui tersebut bertanya lagi, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah SAW menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” ( HR. Bukhari )

Namun diera ini menyia-nyiakan amanat buka lagi hal yang aneh, karena tindakan ini sudah menjamur dimana-mana dan menyerang siapa saja. Tidak hanya menyia-nyiakan saja tapi juga menyelewengkan. Menyia-nyiakan berarti orang yang bersangkuatan menyimpan sikap acuh tak acih terhadap sesuatu, tetapi tidak ada niatan mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Sedang menyelewengkan merupakan tindakan simpatik terhadap sesuatu tetapi ada maksud lain untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri.

Rasulullah SAW pada sabdanya, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya,maka tunggulah kiamat.” Jadi agar suatu amanat dapat terjaga dengan lebih baik, serahkan urusan kepada ahlinya. Karena jika kepada yang tidak ahli, tentu saja ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, dan akhirnya tidak paham dengan amanat, menyia-nyiakan amanat atau bahkan menyelewengkan amanat.

Suatu amanat dapat terjaga dengan adanya rasa tanggung jawab. Dan setiap orang secara rohani memiliki sifat tersebut, tinggal bagaimana cara memupuk dan memperlakukannya. Dan semua yang baik maupun buruk itu, belajar dimulai dari sendiri. Sebelum menjaga amanat yang berat, bisa diawali dengan sifat tanggung jawab yang ringan daluhu, tidak terlalu melibatnya banyak orang. Misal, di suatu perkumpulan arisan. Seseorang diberi amanat sebagai bendahara, mengurusi keuangan dan membawa uang anggotanya. Dalam memilih kandidat bendahara, kita harus tahu apakah orang ini bisa di percaya, mempunyai keahlian dalam mengurus keuangan? Jika itu sudah dilakukan tentu kita dapat memilih orang yang tepat. Dan si bendahara juga harus mampu menjaga kepercayaan dan amanat dari anggota lainnya. Dengan belajar pada hal yang lebih ringan ini, maka jika kita diberi amanat yang lebih besar, kita mempunyai mental dan jiwa untuk selalu menjaga amanat.


“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” ( QS An Nisa : 58) wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Rofi’ie, Imam. 2013. Kenali Peristiwa-Peristiwa Tanda Akhir Zaman. Yogyakarta : Najah



Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 6, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta