Minggu, 26 Februari 2017

SHALAT SUNAH YANG PALING UTAMA?


Pondasi wujud ketaatan manusia kepada Allah SWT adalah dengan melaksanakan sholat. Yang paling penting adalah sholat wajib lima waktu. Namun untuk menyempurnakan sholat yang lima waktu itu, bisa ditambah dengan sholat sunah. Sholat sunah ini antara lain sholat sunah Dhuha, Tahajjud, Hajat, Istikoroh, Tarawih, Witir, dan sholat sunah lainnya.

Telah datang seorang Arab gunung, lalu ia berkata, "Ya Rasulullah, shalat apa yang difardhukan oleh Allah atas saya?" Jawab Rasulullah SAW, "Shalat lima waktu, kecuali kalau engkau mau shalat sunnah". (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan banyak macam sholat sunah, membuat kadang ada pertanyaan, ‘Mana yang lebih utama diantara sholat-sholat sunah itu?’. Jawabannya adalah semuanya memiliki derajat yang sama disisi Allah SWT. Tergantung kita melaksanakannya dengan niat tulus, sungguh-sungguh atau tidak. Asalkan kita melaksanakan semua ibadah karena niat untuk mendapat ridho dar Allah, dilaksanakan dengan tulus dan sungguh-sungguh, istiqomah, maka pahalanya akan menjadi penolong kita. Karena hanya Allah yang Mahatau atas derajat pahala yang dikerjakan umatnya. Sholat lima waktu dijaga. Disempurnakan dengan sholat sunah.

Sholat Tahajjud akan mengantarkan kita pada kemuliaan. Dhuha mengantarkan pada kemudahan dan kesehatan, memanjangkan usia. Sholat Hajat menyampaikan kita pada terpenuhinya hajat kita. Istikoroh akan memilihkan urusan kita yang terbaik.

Abu Hurairah Radhiyallahuanhu berkata, Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya amal manusia yang pertamakali akan dihisa kelak pada hari kiamat adalah shalatnya." Rasulullah bersaba lagi, "Allah berfirman kepada Malaikat-Nya, sedangkan ia mengetahui, 'Lihatlah shalat hamba-Ku, sudahkan ia melaksanakan dengan sempurna ataukan terdapat kekurangan?' Bila ibadahnya telah sempurna maka tulis untuknya pahala yang sempurna pula. Namun bila ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah?' Bila ia memiliki shalat sunnah, maka Allah berfirman, 'Sempurnakan untuk hamba-Ku dari kekuranganya itu dengan shalat sunnahnya'. Demikianlah semua ibadah akan menjalani proses yang serupa."

Jika kita sudah melaksanakan ibadah baik yang wajib dan dilengkapi dengan yang sunah dengan benar, semua karena mengharap keridhoan Allah, karena iman dan taqwa, maka bila diuji dengan nikmat kita akan bersyukur. Bila diuji dengan bencana akan bersabar. Bila diuji dengan limpahan rizki akan giat berinfak dan bersedekah. Kita akan senantiasa menjaga perilaku dan ucapan.

Dengan kita melaksanakan perintah Allah SWT, memperbaiki siri dan miningkatkan kualitas keimanan, maka ditengah-tengah kondisi kehidupan yang tidak stabil ini, kita akan selalu merasa tenang. Perasaan tenang ini muncul karena kita merasa selalu memiliki Allah SWT, bersama-Nya, dan dalam perlindungan Dia. wallau’alam.

“Senantiasa tersenyum dan menebarkan kebaikan”

Soebahman, Adiba A. 2015. 7 Keajaiban Shalat dan Shalawat. Yogyakarta: KAUNA PUSTAKA

Penulis        : Ika Trismiati
Anak asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa semester 6, Teknik Informatika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar